tips mengajarkan akidah pada anak

Tips Mengajarkan Aqidah ke Anak

Alhamdulillah Rabil’alamin. Semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada Nabi kita dan keluarganya, para sahabat dan pengikutnya sampai Hari Pembalasan. Amma ba\’du

Mengajarkan ilmu agama kepada anak, caranya sama saja dengan mengajari orang lain.
Ini adalah bahan terbaik untuk mengajar. Buku Ushul Tsalatsah yang disusun oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahab bisa menjadi pegangan yang baik buat para ayah

Jika anak-anak sanggup menghafal (tanpa membaca buku) lalu ayah menjelaskan kepada anak-anaknya sesuai dengan kemampuan dan daya tangkap mereka, maka ini akan menjadi luar biasa.

Buku ushul tsalatsah ini disusun dengan metode pertanyaan dan jawaban, menggunakan kata-kata yang jelas dan sederhana, tidak ada yang sulit.

Ayah dapat menunjukkan kepada anak-anaknya, tanda-tanda kebesarab Allah Azza wa Jalla  yang disebutkan dalam kitab ini.
Misalnya tentang matahari, bulan, bintang, malam, siang.

Ayah bertanya kepada anak –
-Siapa yang Mengendalikan Matahari? Allah.
-Siapa yang mengatur bulan? Allah.
-Siapa yang mengendalikan malam? Allah.
-Siapa yang mengatur siang? Allah.
Semua ini diatur oleh Allah Rabbul \’Alamin.

Ajari mereka sampai mereka menemukan kembali fitrahnya, Karena setiap manusia itu sendiri berada di atas fitrahnya yaitu mentauhidkan Allah Rabbul Alamin.

Sebagaimana sabda Nabi alaihi shalatu was salam

كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه

\”Setiap anak lahir di atas fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau majusi.
Demikian juga mengajarkan wudhu kepada mereka. Bagaimana cara berwudhu dengan mencontohkan. Hendaknya sang ayah mengatakan, ‘Begini cara berwudhu lalu mempraktekkan didepan mereka. Demikian juga cara mengajarkan shalat.

Dengan meminta pertolongan kepada Allah, untuk terus membimbing mereka. Jauhi semua kata-kata yang
tidak sesuai dengan tindakan mereka dan jauhi perbuatan haram di depan mereka. Jangan membiasakan mereka berdusta, ingkar janji dan akhlak tercela lainnya. Meskipun sang ayah diuji dengan perbuatan buruk tersebut. Semisal jika seorang ayah masih belum lepas dari rokok, janganlah sekali-kali menghisapnya di depan anak-anak. Karena mereka akan terbiasa dengan rokok dan menganggap remeh hukum rokok.

Perlu dicatat bahwa setiap kepala keluarga bertanggung jawab atas anggota keluarganya. Berdasarkan Firman Allah Azza wa Jalla

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارا

ا”Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah jiwamu dan keluargamu dari api neraka“(Surat at-Tahrim 6)

Penjagaan kita agar keluarga tidak tersentuh api neraka tidaklah bisa tercapai tanpa membiasakan amal shaleh dan menjauhi perbuatan dosa.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menegaskan ini dalam haditsnya

الرجل راع في أهله ومسؤول عن رعيته

Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.”

Perlu ayah ketahui, bahwa perbaikan mereka adalah sumber kemashalatan di dunia dan akhirat. Karena manuisa yang paling dekat dengan para ayah dan para ibu adalah anak-anak mereka yang shalih baik laki-laki ataupun perempuan.

إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له

Jika manusia mati terputuslah amalnya kecuali tiga: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.”

Kami memohon kepada Allah Ta’ala agar menolong kita semua agar mampu memikul amanah dan tanggungjawab. (Silsilah Fatawa Nur Ala Darb No. 350)

Sumber: Tathbiiq Fatawa Ibn Utsaimin

Untuk membantu bapak ibu dalam mengajarkan tauhid ke anak-anak dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak, pinisisail.com menyediakan aneka buku tauhid. Bisa dilihat di sini

Shopping Cart