Allah Jalla wa Ala memiliki banyak nama yang indah. Setiap nama Allah juga mengandung sifat-sifat yang berhubungan dengan nama-Nya. Salah satu nama Allah adalah As-Sami’ yang artinya Dia Maha Mendengar, Dia memiliki sifat yang sama\’ dan Dia Maha Mendengar. Bagi Allah, sifat yang sama adalah sifat dzatiyah yaitu selalu ada pada diri Allah.
Dalil-dalil sifat Sami\’ dalam Al-Quran
قَالَ لَا تَخَافَا ۖ إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ
Allah berfirman: “Janganlah kamu berdua (Musa dan Harun) takut, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat.” [Thaha/20:46]
قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
\”Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [QS. Al-Mujadilah/58:1]
Yang harus diyakini adalah sifat mendengar Allah tidak sama dengan sifat mendengar makhluk, sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla :
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
\”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.\” [QS. Asy-Syura/42:11]
Ayat ini menjelaskan bahwa kita tidak boleh menyamakan (menyerupakan) Allah dengan makhluk-Nya, dan wajib menetapkan nama dan sifat Allah.
Adapun dalil dari As-Sunnah
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: ” الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَسِعَ سَمْعُهُ الْأَصْوَاتَ، لَقَدْ جَاءَتْ خَوْلَةُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَشْكُو زَوْجَهَا، فَكَانَ يَخْفَى عَلَيَّ كَلَامُهَا، فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ {قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا} [المجادلة: 1] ” الْآيَةَ
Dari ‘Aisyah Radhiyallahuanhuma, bahwa dia berkata: “Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya mencakup semua suara. Sesungguhnya Khaulah telah mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadukan suaminya. Suara Khaulah samar bagiku, namun Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan (ayat) “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. (Al-Mujadilah/58: 1) [HR. Nasai, no. 3460 -dan ini lafazhnya-; Ibnu Majah, no. 188; Ahmad, no. 24195. Hadits ini dihukumi shahih oleh al-Albani, Syu’aib al-Arnauth, dll]
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُولَ اللهِ، هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ؟ فَقَالَ: ” لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ، إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلَالٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ، فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي، فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ، فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ، فَنَادَانِي، فَقَالَ: إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَمَا رُدُّوا عَلَيْكَ، وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ “، قَالَ: ” فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، إِنَّ اللهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ، وَأَنَا مَلَكُ الْجِبَالِ وَقَدْ بَعَثَنِي رَبُّكَ إِلَيْكَ لِتَأْمُرَنِي بِأَمْرِكَ، فَمَا شِئْتَ، إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمُ الْأَخْشَبَيْنِ “، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا»
Dari Aisyah Radhiyallahu anhuma , dia pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apakah pernah datang kepada anda suatu hari yang lebih berat dari perang Uhud?”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Aku telah mengalami kesulitan-kesulitan dari kaum-mu, dan kesulitan yang paling berat yang pernah aku alami dari mereka, adalah peristiwa di hari Aqobah. Ketika itu aku mendatangi Ibnu Abdi Yalil bin Abdi Kulal, tetapi dia tidak memenuhi ajakanku.
Kemudian aku pergi dengan perasaan yang susah. Aku tidak merasa kecuali telah berada di Qarnu ats-Tsa’alib. Aku mengangkat kepalaku, ternyata ada awan melindungiku.
Kemudian aku memperhatikan, ternyata Jibril di atasnya.
Dia memanggilku, dia berkata, “Sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadap ajakanmu.
Dan Allah mengirim malaikat penjaga gunung-gunung kepadamu, untuk kamu perintahkan sekehendak hatimu berkaitan dengan mereka (umatmu).”
Lalu Malaikat penjaga gunung-gunung itu memanggilku, dia mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “Ya Muhammad, Allah telah mendengar ucapan kaummu kepadamu. Aku adalah Malaikat penjaga gunung-gunung. Rabbmu mengutusku kepadamu untuk memenuhi perintahmu. Apakah yang kamu kehendaki? Jika engkau kehendaki, akan kutimbun mereka dengan dua gunung”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Bahkan yang kuharapkan, semoga Allah mengeluarkan dari sulbi-sulbi mereka orang-orang yang beribadah kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.” [HR. Al Bukhari, no. 3231; Imam Muslim, 1795]
Demikianlah penjelasan singkat seputar sifat Allah As-Sami; (Maha Mendengar). Penjelasan tentang sifat Allah yang mulia ini juga harus kita ajarkan kepada anak-anak kita. Tentu saja dengan bahasa yang simpel dan lebih mudah dimengerti oleh mereka.
Pinisisail telah menyiapkan sebuah buku bacaan Anak yang berjudul Allah Mendengar Semuanya. Insya Allah dengan buku ini, abi-umi bisa mendidik ananda agar yakin bahwa Allah mendengar semua hal, meskipun tidak ada orang yang mendengarnya.
Info lengkapnya bisa dilihat di Buku Allah Mendengar Semuanya