Senantiasa merasa diperhatikan dan diawasi oleh Allah subhanahu wa taala dikenal dengan istilah muraqabah. Yaitu memahami dan meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta\’ala selalu memantau aktivitasnya lahir dan batin internal dan eksternal.
Sikap Muraqabah Ini adalah buah dari pengetahuan dan keyakinan seseorang bahwa Allah subhanahu wa ta\’ala selalu melihat, mendengar dan mengetahui segala perbuatannya setiap menit, setiap nafas dan setiap kedipan mata.[1]
Dalil-dalil berikut ini menunjukkan pentingnya setiap Muslim untuk merasakan bahwa Allah Azza Wajala mengawasi semua aktivitas lahir dan batinnya.
Allah subhanahu wa ta\’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ
\”Dan ketahuilah sesungguhnya Allâh Maha mengetahui apa yang tersembunyi di dalam dirimu, maka berhati-hatilah.\” [Al-Baqarah/2:235]
Ayat berikutnya, menunjukkan bahwa Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha mengetahui semua perbuatan manusia, sekalipun disembunyikan di dalam hatinya. Yaitu firman Allâh Subhanahu wa Ta’ala :
وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا
\”Dan Allâh Maha mengawasi segala sesuatu.\”[Al-Ahzâb/33:52]
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
\”Allâh menyertai kalian dimanapun kalian berada.\”[Al-Hadîd/57:4]
Jika pemahaman bahwa Allah senantiasa mengawasi kita seperti yang terkandung dalam dalil-dalil di atas selalu diajarkan kepada anak-anak sejak kecil, maka dengan izin Allah, mereka akan menjadi hamba Allah yang rendah hati, saleh, ikhlas dan bertakwa di kehidupan dunia ini.
Imam Ibnul Qayyim pun menjelaskan bahwa muraqabah merupakan pondasi segala amalan hati dan menjadi tiangsegala amalan hati. Muraqabah melahirkan sikap tenang dan rendah hati dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta\’ala. Bahkan Nabi shallallahu alaihi wasallam merangkum semua pokok dan cabang amalan hati dalam satu kalimat (yaitu muraqabah)
أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
\”Ihsan ialah apabila engkau beribadah kepada Allâh seakan-akan engkau melihat-Nya. Maka apabila engkau tidak melihat-Nya, maka yakinlah, sesungguhnya Allâh melihatmu.\”[HR. Al-Bukhâri dari Abu Hurairah dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhuma dan Umar bin Khatthab Radhiyallahu anhu
Imam Ibnu al-Qayyim, semoga Allah merahmatinya, menegaskan bahwa semakin kuat dia memahami muraqabah, maka semakin besar cintanya kepada Allah, semakin tenang dan khusyu (beribadah) dan semakin besar rasa malu dan pengharapannnya kepada Allah. Dan semua sifat ini hanya bisa diperoleh dengan muraqabah, merasa selalu diawasi oleh Allah Yang Maha Penyayang.
Sikap tenang dalam menjalankan ibadah yang mendatangkan sikap tunduk, khusyu, rasa hormat, konsentrasi dan pemusatan hati dalam beribadah kepada Allah Aza Wajala. Dari sini, seseorang dapat menyesuaikan hati dan anggota badannya saat melakukan ibadah. Kekusuyuan adalah hasil dari ketenangan. Khusyu\’nya anggota badan adalah hasil dari khusyu\’nya hati.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mendidik anak-anak muslim agar senantiasa merasakan muraqabah Allah, yaitu merasa selalu diawasi oleh Al-Khaliq Subhanahu wa Ta\’ala agar kelak anak-anak ini terlatih dan terbiasa rendah hati, ikhlas dan bertanggung jawab dalam beribadah.
Untuk itu, penting sejak saat ini untuk tidak menunda upaya memahamkan makna-makna di atas kepada anak-anak kita agar selamat di dunia dan akhirat. Jika keyakinan bahwa Allah senantiasa muraqabah kepada makhluk-Nya benar-benar mengakar dalam jiwa anak-anak kita, maka akan lahirlah generasi yang saleh, jujur, beriman, beriman dan bertaqwa hanya kepada Allah Azza Wajalla, pada akhirnya kehidupan dunia ini akan tenteram, selamat dunia dan akhirat. Dan inilah tujuan hidup manusia yang sesungguhnya.
Untuk memudahkan memahamkan anak-anak kita dengan muraqabah ini, pinisi sail menyiapkan buku bacaan bergambar yang menarik, disukai anak-anak, dan disesuaikan dengan umur mereka.
Bisa dicek di Allah Melihatmu dan Allah Mendengar semuanya