Pada zaman dahulu,zaman sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam diutus, ada tiga orang pemuda yang sedang melakukan perjalanan untuk mencari harta. Namun, cuaca yang buruk membuat mereka memutuskan untuk mencari perlindungan di dalam sebuah goa. Ketika mereka berada di dalam goa, tiba-tiba sebuah batu besar jatuh dan menutupi mulut gua tersebut. Mereka terjebak di dalam gua yang gelap gulita tanpa cahaya matahari. Meskipun kondisi yang sulit, mereka tetap menjaga semangat dan berdoa kepada Allah.
Ketiganya lalu bertawasul dengan amal terbaik yang pernah dilakukan secara bergatian
Salah seorang berkata, \”Wahai Teman-teman, tidak ada yang dapat menyelamatkan kita dari batu besar ini kecuali jika kita berdoa kepada Allah dengan amal baik kita.\”
Salah seorang dari mereka berdoa, \”Ya, Allah, dahulu aku mempunyai dua orangtua yang
sudah lanjut usia. Aku tidak pernah memberi minum susu pada keluargaku atau budakku sebelum menyuguhkan terlebih dahulu kepada kedua orangtuaku.
\”Suatu hari, aku terlambat pulang karena mencari kayu dan ketika kembali keduanya telah tidur. Lalu kuperah susu untuk mereka. Usai memerah, keduanya masih terlelap tidur. Aku enggan membangunkan keduanya, sedangkan mangkuk masih berada di tanganku. Aku terus menunggu keduanya terbangun hingga terbit fajar. Ketika terbangun, keduanya langsung meminum susu.
\”Ya Allah, jika aku melakukan itu karena mengharapkan ridha-Mu, berikanlah jalan keluar kepada kami dari batu besar yang menutupi ini.\”
Setelah berdoa demikian, batu itu pun bergeser sedikit, namun mereka belum juga bisa keluar dari gua itu.
Selanjutnya, orang yang kedua berdoa, \”Ya, Allah, pamanku mempunyai anak perempuan yang sangat kucintai. Suatu hari, perempuan itu ditimpa kesulitan hingga ia datang kepadaku. Aku lalu memberinya 120 dinar. Setelah itu, ia membiarkan diriku melakukan apa saja atas dirinya. Tetapi, wanita itu tiba-tiba berkata, \’Bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau melakukan perbuatan yang Allah marah.\’ Lalu, aku meninggalkannya, padahal ia adalah orang yang paling kucintai. Aku juga meninggalkan emas yang telah aku berikan kepadanya.
\”Ya Allah, jika aku melakukan itu karena mengharapkan ridhaMu, berikanlah jalan keluar bagi kami.
Setelah orang itu berdoa, batu besar itu pun bergeser, namun mereka tetap belum bisa keluar dari tempat itu.
Orang ketiga lalu berdoa, \”Ya, Allah. Aku pernah mempekerjakan beberapa orang dan aku telah membayar upah mereka masingmasing kecuali satu orang yang belum sempat kuupah. la meninggalkan bagiannya dan pergi. Selama kepergiannya itu, aku mengembangkan upahnya hingga menjadi harta benda yang banyak. Setelah beberapa lama, orang itu mendatangiku kembali seraya berkata, \’Berikanlah upahku yang menjadi hakku.\’
Aku pun mengatakan, \’Semua yang engkau saksikan ini adalah hasil dari upahmu, baik yang berupa unta, sapi, kambing, maupun budak-budak.\’
Ia berkata, \’Hai hamba Allah,janganlah engkau bercanda.\’
\”Aku sama sekali tidak sedang bercanda,\” sahutku.
la pun mengambil semuanya dan membawanya tanpa meninggalkan sedikit pun untukku. \”Ya Allah, jika aku melakukan hal itu karena mengharap ridha-Mu, berikanlah jalan keluar kepada kami dari tempat ini.\”
Setelah orang ketiga itu berdoa, batu besar itu pun akhirnya bergeser hingga mereka dapat keluar dengan berjalan kaki.
(Sumber: adaptasi bahasa dari kitab Riyadhu Shalihin, Imam AnNawawi, riwayat Al-Bukhari dan Muslim)
Kisah ini menggambarkan bagaimana keteguhan iman dan pengabdian kepada Allah subhanahu wa ta\’ala dapat membawa perubahan besar dalam hidup seseorang. Mari kita telaah kisah yang mengajarkan nilai-nilai penting dalam menjalani kehidupan dengan penuh keimanan.
Kisah ketiga lelaki ini menjadi contoh bagaimana ujian hidup dapat membentuk karakter seseorang. Ketika mereka akhirnya keluar dari goa setelah berdoa kepada Allah, mereka menyadari bahwa segala pengalaman tersebut adalah bagian dari perjalanan spiritual mereka. Mereka mengerti bahwa Allah senantiasa mengawasi dan menguji hamba-Nya untuk menguatkan iman dan keteguhan hati.
Kisah ini mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menjaga iman dan berdoa dalam segala kondisi. Ketiga lelaki ini berhasil melewati ujian hidup karena mereka merasa diawasi oleh Allah. Mereka tidak hanya mengandalkan keberuntungan semata, tetapi juga mengandalkan kekuatan iman dan doa. Kisah ini menginspirasi kita untuk selalu berserah diri kepada Allah dalam setiap situasi dan percaya bahwa Allah senantiasa menyaksikan perjuangan kita.
Dalam akhir kisah ini, kita belajar bahwa keteguhan iman dan kesadaran akan pengawasan Allah adalah kunci utama dalam menghadapi segala ujian hidup. Ketika kita menghadapi tantangan dan kesulitan, kita harus tetap berserah diri kepada-Nya dan berdoa dengan sungguh-sungguh. Seperti yang diajarkan dalam kisah tiga orang penghuni gua ini, Allah senantiasa mendengar doa-doa kita dan memberikan jalan keluar yang terbaik.
Dalam kehidupan sehari-hari, mari kita terapkan nilai-nilai yang diambil dari kisah ini. Kita bisa belajar untuk bersabar, bersyukur, dan tetap tulus dalam beribadah meskipun dalam kondisi sulit. Dengan menjaga hubungan yang kuat dengan Allah dan merasa diawasi oleh-Nya, kita akan meraih ketenangan dan kebahagiaan dalam setiap langkah hidup kita.