Kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana adab makan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Ada berapa banyak sunnah yang bisa kita ikuti demi mendapatkan pahala dari Allah Azza wa Jalla?
Membaca Basmallah sebelum Makan
Sebenarnya, membaca basmallah ini bukan sekadar sunnah, melainkan wajib. Bahkan, jika kita lupa, tetap diwajibkan membacanya lagi.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’ (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah ‘Bismillâhi fi awwalihi wa âkhirihi (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir-aku makan).” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Lalu, kenapa membaca basmallah begitu penting? Sebab, jika kita makan tanpa membaca bismillah, setan akan menyertai dalam hidangan itu. Maukah kita makan Bersama musuh kita? Hiii.. tentu tidak, kan? Dengan kita membaca basmalah, kita pun memperoleh keberkahan di dalam makanan dan minuman,
Tahukah kalian? Jika kita tak membaca bismillah, berarti kita menyediakan rezeki bagi iblis (setan). Rasulullah shallalahu alaihi wasallam menceritakan bahwa iblis berkata kepada Allah, “Setiap makhluk-Mu telah Engkau terangkan rezekinya. Mana rezekiku?”
Kemudian Allah menjawab: “Pada makanan yang tidak disebut nama-Ku padanya.” (Ash-Shahîhah, 708)
Makan dengan Tangan Kanan
Makan dengan tangan kanan juga wajib hukumnya. Jadi, mari biasakan memakan dengan tangan.
“Jika seseorang di antara kalian makan maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya dia minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR Muslim)
Lalu, bagaimana kalau kita kidal? Subhanallah, kidal bukanlah musibah. Bagi kalian yang kidal, boleh melakukan kegiatan lain, seperti menulis, melukis, memakai tangan kiri, tapi usahakan saat makan tetap menggunakan tangan kanan, ya. Berlatihlah untuk itu. demi mendapat keridhaan Allah Azza wa Jalla Insya Allah, pahala-Nya akan sesuai dengan usaha kalian.
Makan Tidak Berlebihan
Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perut dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika ia perlu Makan, hendaklah sepertiga perutnya diisi makanan, sepertiga air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernapas).” (HR. Tirmidzi)
Lalu, memangnya kenapa, ya, kalau makan kekenyangan? Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan, kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur, dan lemah untuk beribadah.
Wah, bahaya juga, ya. Yuk, mulai sekarang mari kita meniru idola kita, makan jangan sampai kekenyangan! Semangaat!!
Makan Tidak Boleh Sambil Berdiri
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mencontohkan kita untuk makan dan minum sambil duduk.
Dari Anas radhiyallahu anhu beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang minum sambil berdiri. (HR Muslim, Ahmad)
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah minum sambil berdiri. Coba simak hadits berikut.
Dari Amir Ibn Syu’aib, “Saya melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam minum sambil berdiri dan sambil duduk.” (HR Tirmidzi, hadits hasan shahih)
Jika keadaan tak memungkinkan, diperbolehkan minum sambil berdiri. Jadi, minum sambil berdiri tidak termasuk haram. Walaupun begitu, tetap dianjurkan minum sambil duduk.
Pendapat ini diamini oleh Syaikh Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin, beliau mengatakan, “Yang lebih utama saat makan dan minum adalah sambil duduk karena hal ini merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Beliau tidak makan sambil berdiri dan tidak minum sambil berdiri.
Makan Mulai dari Pinggir Piring, Bukan dari Tengah
Bagaimana cara kalian makan? Langsung ambil di tengah atau mulai dari pinggir? Atau, mungkin kalian tak memperhatikan sama sekali atau asal mengambil yang enak-enak dulu? Hihihi.
Sekarang, kita mulai makan dari pinggir, yuk. Nggak susah dan mendatangkan pahala, insya Allah.
“Berkah itu turun dari tengah-tengah makanan. Oleh karena itu, makanlah dari pinggirnya dan janganlah makan langsung atau mengambil dari tengah-tengah makanan itu.” (HR.Tirmidzi )
Tidak Mencela Makanan
Sering nggak, sih, kita dapat makanan yang nggak enak? Entah keasinan, gosong, atau rasanya tak karu-karuan. Apakah yang kita lakukan? Mencelanya? Hoho … insya Allah, setelah tahu hadits di bawah ini, kita nggak akan seperti itu lagi, ya.

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau menyukainya, beliau memakannya. Dan, jika beliau tidak suka terhadapnya, beliau meninggalkannya.” (HR Muslim)
Yup! Jika tidak sesuai, diamkan dan tinggalkan. Berpahala, loh!
Mendahulukan Makan daripada Shalat jika Makanan Telah Dihidangkan
Makanan sudah siap! Namun, saat makanan baru saja terhidang, terdengar azan Isya. Apakah yang sebaiknya kita lakukan? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesagesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (Muttafaqun ‘alaih)
Kenapa, ya? Bukankah shalat itu wajib? Masya Allah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam paham akan perasaan setiap manusia. Mendahulukan makan sebaiknya dilakukan agar hati kita tenang dan tidak memikirkan makanan ketika shalat.
Eits! Akan tetapi, ingat, ya. Hal ini jangan sering dilakukan apalagi dijadikan rutinitas. Atau, jika memang kalian tidak sedang dalam kondisi sangat kelaparan, sebaiknya tetap shalat dulu.
Makan Bersama-sama
Kalian tentu setuju, makan bersama-sama akan lebih nikmat ika dibandingkan makan sendirian. Yuk, kita niatkan makan bersama sebagai ibadah, mengikuti sunnah.
Para sahabat radhiyallahu anhu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan, tetapi tidak merasa kenyang.”
Rasulullah saw. menjawab, “Barangkali kalian makan berpencar (sendiri-sendiri).”
Mereka menjawab, “Benar.”
Beliau kemudian bersabda: “Berkumpullah kalian atas makanan kalian dan sebutlah nama Allah, niscaya makanan itu diberkahi untuk kalian.” (HR. Abu Dawud)
Dianjurkan Bicara saat Makan Bersama-sama
Nah, ini masih berhubungan dengan adab makan bersamasama. Apa gunanya makan bersama jika kita hanya saling diam? Rasulullahshallallahu alaihi wasallam justru menganjurkan kita untuk tidak diam dan tenang menikmati makanan. Namun, tentu saja harus tetap diperhatikan, ya, jangan makan sambil bercanda, sehingga makanan berhamburan dari mulut dan bisa menyebabkan kita tersedak.
Imam Nawawi mengatakan, anjuran untuk berbicara ketika makan bertujuan agar teman-teman yang makan merasakan kenyamanan. Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-lhya mengatakan salah satu etika makan adalah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, misalnya membicarakan kisah orang-orang shalih.
Memungut Makanan yang Jatuh, Membersihkannya, kemudian Memakannya
“Ups. Makanan yang kita makan jatuh ke lantai!”
“Belum lima menit.” Itu adalah kalimat candaan agar kita mengambil lagi makanan itu, kemudian memakannya.
Nah, kalau tahu hadits di bawah ini, tentunya kalian tak lagi menganggap hal itu sebagai senda gurau semata, tetapi sebagai ibadah. Betapa Islam mengajarkan kita untuk menghargai makanan.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. “Jika salah satu dari kalian makan, lalu makanan tersebut jatuh, hendaklah ia memungutnya dan membuang kotorannya, kemudian memakannya. Jangan ia biarkan makanan itu untuk setan.” (HR .Tirmidzi)
BACA JUGA: Tips Agar Anak tidak Kecanduan Gadget
Mencelup Lalat ke Dalam Minuman
Sebisa mungkin tentunya kita menghindari makan di tempat yang banyak lalatnya. Namun, kadang masih ada seekor lalat bandel yang masuk ke ruang makan. Bahkan, ada lalat yang masuk ke minuman kita. Huaaa! Eits! Minuman itu jangan langsung dibuang, loh!

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika lalat jatuh pada minuman salah seorang dari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalat tersebut, kemudian barulah ia buang, sebab di salah satu sayapnya ada penyakit dan sayap yang lain terdapat penawarnya.” (HR. Bukhari)
Yuk, kita imani sepenuh hati sunnah Rasulullahshallallahu alaihi wasallam satu ini. Hilangkan rasa jijik. Insya Allah minuman itu tetap aman bagi kita, tak akan mengganggu kesehatan.
Minum Tiga Kali Tegukan Seraya Mengambil Napas di Luar Gelas
Matahari bersinar terik. Membuat kerongkongan terasa terbakar. Segelas besar es jeruk sudah menanti. Langsung, deh, “Glek! Glek! Glek!” Es jeruk pun kita minum sekali tandas.
Bolehkah hal itu kita lakukan? Masya Allah, ternyata cara minum tersebut sesuai dengan teladan kita Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Jika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam minum, beliau bernapas tiga kali. Belia bersabda, “Cara seperti ini lebih segar, lebih nikmat dan lebih mengenyangkan.” (HR. Bukhari Muslim)
Jadi berhentilah setiap 3 kali tegukan, ambil napas di luar gelas, kemudian minum lagi.
Silahkan baca buku-buku tenang adab yang cocok untuk usia anak Anda di sini

