Strategi Mendisiplinkan Anak Tanpa Teriak dan Membentak
Mendisiplinkan anak adalah tugas yang tidak mudah. Terkadang, orang tua merasa kesulitan untuk mendisiplinkan anak mereka tanpa teriak dan membentak. Namun, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan orang tua untuk mendisiplinkan anak mereka tanpa harus menggunakan cara yang kasar.
Apa itu Disiplin
Sebelum membahas strategi mendisiplinkan anak, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu disiplin. Disiplin adalah suatu cara untuk mengajari anak tentang apa yang benar dan salah. Ini adalah keterampilan yang sangat penting untuk mereka berfungsi di masyarakat kelak. Disiplin diperlukan untuk mengajari anak tentang batasan-batasan yang ada dalam kehidupan.
Strategi Mendisiplinkan Anak Tanpa Teriak dan Membentak
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan orang tua untuk mendisiplinkan anak mereka tanpa harus teriak dan membentak:
1. Tidak Memandang Disiplin Sebagai Hukuman
Bagi sebagian orang, disiplin terasa seolah-olah seperti menghukum anak. Padahal, disiplin lebih merupakan sarana untuk terlibat secara aktif dengan anak-anak demi membentuk karakter moral mereka. Menurut dokter spesialis anak, Edward Gaydos, DO, mengajari anak untuk disiplin sama dengan mengajari mereka untuk mengendalikan diri. Tentu ini berbeda dengan hukuman. “Hukuman adalah sesuatu yang sifatnya langsung dan berfungsi sebagai pembalasan,” katanya, seperti dilansir Cleveland Clinic. Disiplin jauh lebih efektif dalam membentuk karakter anak daripada hukuman. Meski begitu, membentuk sikap disiplin memang memerlukan lebih banyak upaya dan waktu.
2. Temukan Waktu untuk Memuji
Membentuk sikap disiplin pada anak memerlukan waktu dan usaha. Ini adalah mengenai pola asuh anak secara keseluruhan, tidak hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Oleh karena itu, penting untuk mengapresiasi anak ketika mereka melakukan sesuatu yang baik. Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik.
3. Berikan Penjelasan
Ketika anak melakukan kesalahan, jangan langsung membentak atau menghukum mereka. Sebaliknya, berikan penjelasan mengenai kesalahan yang mereka lakukan dan berikan solusi untuk menghindari kesalahan tersebut di masa depan. Dengan cara ini, anak akan belajar dari kesalahan mereka dan tidak mengulanginya lagi
Selain itu, penting untuk tetap tenang ketika berbicara dengan anak tentang kesalahan yang mereka lakukan. Jika kita marah atau panik, anak mungkin merasa takut atau tertekan, yang bisa menghambat proses pembelajaran mereka. Oleh karena itu, sampaikan penjelasan dengan lembut dan penuh kasih, sehingga anak merasa didengarkan dan dipahami.
Selain memberikan penjelasan, berikan juga solusi konkret yang bisa membantu anak menghindari kesalahan di masa depan. Ini bisa berupa saran praktis, seperti cara mengatur waktu dengan lebih baik, menggunakan checklist, atau mengambil tindakan pencegahan tertentu. Ajak anak untuk mencoba dan menerapkan solusi ini dalam aktivitas sehari-hari mereka.
4. Berikan Pilihan
Ketika anak melakukan kesalahan, berikan mereka pilihan untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan merasa memiliki kendali atas situasi tersebut.
Memberikan anak pilihan untuk memperbaiki kesalahan mereka adalah cara yang efektif untuk mengajarkan tanggung jawab dan membantu mereka belajar dari kesalahan yang telah mereka buat. Saat memberikan pilihan tersebut, penting untuk memastikan bahwa opsi yang diberikan masih relevan dengan konsekuensi yang adil terkait kesalahan tersebut.
Misalnya, jika anak telah membuat kerusakan di rumah, pilihan yang diberikan bisa termasuk membersihkan atau memperbaiki kerusakan tersebut, atau membantu mencari solusi yang sesuai dengan kemampuan mereka dan memberikan kontribusi aktif dalam memperbaiki masalah yang mereka buat.
5. Jangan Terlalu Keras pada Diri Sendiri
Mendisiplinkan anak memang bukan tugas yang mudah. Oleh karena itu, jangan terlalu keras pada diri sendiri ketika Anda merasa kesulitan dalam mendisiplinkan anak. Ingatlah bahwa mendisiplinkan anak memerlukan waktu dan usaha.
Jika Anda merasa kesulitan dalam mendisiplinkan anak, cobalah untuk mengambil langkah-langkah kecil dan bersabarlah dengan diri sendiri. Perlu diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan temperamen yang berbeda. Apa yang berhasil untuk satu anak mungkin tidak berlaku untuk yang lain.
Ingatlah bahwa mendisiplinkan anak adalah proses yang terus-menerus. Anda mungkin akan menghadapi kemunduran sepanjang jalan, tetapi jangan pernah menyerah. Melalui kesabaran, kejelasan, dan kasih sayang, Anda akan membantu anak Anda membangun keterampilan dan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan mereka.
6. Berikan Contoh yang Baik
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Dengan cara ini, anak-anak akan meniru perilaku yang baik dan menjadi lebih mudah untuk didisiplinkan.
Orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak mereka. Ketika anak-anak melihat dan merasakan contoh yang baik dari orang tua mereka, ini akan memberi mereka landasan yang kuat untuk mengembangkan perilaku yang positif di kemudian hari.
Dalam memberikan contoh yang baik, orang tua perlu menjaga keselarasan antara kata dan tindakan. Misalnya, jika orang tua mengajarkan anak-anak untuk jujur, mereka harus memastikan bahwa mereka sendiri selalu jujur dalam segala situasi. Kejujuran mereka harus terlihat dalam bertindak, berbicara, dan berinteraksi dengan orang lain. Dengan begitu, anak-anak akan memahami pentingnya integritas dan menerapkannya dalam hidup mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa memberikan contoh yang baik tidak berarti orang tua harus sempurna. Setiap orang tua memiliki kelemahan dan kesalahan mereka sendiri. Penting untuk tetap jujur dan terbuka dengan anak-anak tentang kesalahan yang kita buat, serta mengambil tanggung jawab atasnya. Dengan melihat bagaimana orang tua menghadapi kesalahan dan memperbaikinya, anak-anak akan belajar bahwa penting untuk mengakui dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam hidup.
7. Jangan Menggunakan Kata-kata Kasar
Menggunakan kata-kata kasar tidak akan membantu dalam mendisiplinkan anak. Sebaliknya, hal ini hanya akan membuat anak merasa takut dan tidak nyaman. Oleh karena itu, hindari menggunakan kata-kata kasar ketika mendisiplinkan anak.
Sebagai orang tua atau pengasuh, penting bagi kita untuk ingat bahwa tujuan utama dalam mendisiplinkan anak adalah untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab, mandiri, dan empati.
Mendisiplinkan anak dengan menggunakan kata-kata kasar justru dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka. Ketika anak merasa takut atau tidak nyaman, mereka akan lebih cenderung pasif, tertutup, dan sulit untuk belajar dari kesalahan mereka.
Sebagai gantinya, ada beberapa pendekatan yang lebih efektif dalam mendisiplinkan anak tanpa menggunakan kata-kata kasar.
8. Berikan Konsekuensi yang Jelas
Ketika anak melakukan kesalahan, berikan konsekuensi yang jelas. Dengan cara ini, anak akan tahu apa yang akan terjadi jika mereka melakukan kesalahan yang sama di masa depan.
Ini penting karena memberikan konsekuensi yang jelas dapat membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan membantu mereka belajar dari kesalahan mereka. Hal ini juga membantu anak memahami bahwa tindakan mereka memiliki dampak pada diri mereka sendiri maupun orang lain di sekitarnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa konsekuensi yang diberikan haruslah adil dan proporsional dengan kesalahan yang dilakukan. Memiliki peraturan yang jelas dan konsisten juga membantu anak memahami harapan yang diharapkan dari mereka. Seiring waktu, jika konsistensi dan keadilan dalam memberikan konsekuensi dipertahankan, anak akan belajar mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka dan menghindari melakukan kesalahan yang sama di masa depan.
9. Berikan Penghargaan
Ketika anak melakukan sesuatu yang baik, berikan penghargaan. Dengan cara ini, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik di masa depan.
Dengan memberikan penghargaan saat anak melakukan sesuatu yang baik, kita memberikan sinyal positif dan memberikan pengakuan atas usahanya. Hal ini akan membuat mereka merasa dihargai dan berarti bagi orangtua atau penjaga mereka.Penghargaan juga memiliki efek jangka panjang yang sangat positif terhadap perkembangan anak.
Namun, penting untuk memberikan penghargaan yang tepat dan proporsional. Kita harus memperhatikan usia dan perkembangan anak serta memahami jenis penghargaan yang akan mereka hargai. Beberapa anak lebih sensitif terhadap pujian verbal, sementara yang lain lebih terkesan dengan hadiah materi atau kegiatan yang menyenangkan.
10. Berikan Waktu untuk Bermain
Berikan anak waktu untuk bermain. Dengan cara ini, anak akan merasa senang dan bahagia. Selain itu, bermain juga dapat membantu anak untuk belajar dan berkembang.
Bermain memungkinkan anak untuk mengembangkan berbagai keterampilan motorik, kognitif, dan sosial. Melalui bermain, anak dapat memperbaiki koordinasi tubuh, keterampilan memecahkan masalah, dan kemampuan berpikir kreatif.
Memberikan waktu yang cukup untuk bermain juga memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dunia di sekitarnya, mengembangkan rasa keingintahuan dan imajinasi yang kreatif. Mereka dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru yang mereka pelajari dari bermain dalam situasi sehari-hari. Bermain juga membantu anak membangun rasa percaya diri yang kuat dan meningkatkan motivasi mereka untuk terus belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru.
Demikian 10 Strategi Mendidik Anak Tanpa Teriak dan Membentak. Semoga Allah azza wa jalla memudahkan ayah bunda menerapkannya di rumah. Terima kasih sudah membaca