Anak-anak sering kali berbohong dan membuat orang tua dan guru merasa bingung. Hal ini dapat menimbulkan rasa khawatir, marah, dan bahkan putus asa.
Namun, untuk menyelesaikan masalah ini, kita harus mengetahui mengapa anak-anak berbohong. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengungkap pemicu utama anak-anak berbohong dan mengidentifikasi cara terbaik untuk menangani perilaku ini.
Tulisan ini akan membahas alasan psikologis mengapa anak-anak berbohong dan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan anak-anak agar tidak berbohong lagi.
Bagaimana Anak-anak Belajar Untuk Berbohong
Anak-anak mulai belajar untuk berbohong sejak usia dini. Mereka mungkin belajar untuk berbohong untuk menghindari pemarah atau untuk menyembunyikan kesalahan mereka. Kadang-kadang anak-anak menggunakan kebohongan untuk menghindari mengakui kesalahan mereka, atau untuk berbicara tentang sesuatu yang mereka takutkan. Meskipun berbohong itu biasa terjadi pada anak-anak, melakukannya berulang-ulang bisa menjadi masalah.
Anak-anak bisa jadi belajar berbohong dari orang dewasa di sekitarnya. Sebagai contoh, jika orang tua berbohong untuk menghindari situasi yang tidak nyaman, anak-anak mungkin mengikuti pola perilaku tersebut. Juga, jika anak-anak melihat orang dewasa yang berbohong untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, anak-anak mungkin juga akan melakukannya.
Mengapa Anak Sering Menggunakan Berbohong Sebagai Mekanisme Pertahanan
1.Tidak mengetahui akibat dari berbohong
Ketidakmampuan anak untuk memahami konsekuensi dari berbohong juga dapat menjadi faktor. Mereka mungkin tidak tahu bahwa berbohong dapat menimbulkan masalah yang lebih besar, seperti kehilangan rasa hormat dan kepercayaan orang lain. Anak-anak mungkin juga enggan mengakui ketika mereka salah, karena mereka takut akan hukuman, dan bersikap jujur mungkin tampak seperti pilihan yang lebih berbahaya.
Untuk mengatasi hal ini, jelaskan kepada anak, akibat yang akan didapatkan jika mereka sering berbohong.
2. Sudah Menjadi Kebiasaan
Kebanyakannya terjadi pada anak yang tinggal dalam keluarga yang sering berbohong. Sudah terlalu sering anak-anak menyaksikan kebohongan keluarga, sehingga mengganggap bohong sudah menjadi hal yang lumrah.
Untuk mengatasi masalah ini, tentu saja kembali kepada keluarga. Bapak ibu dan kerabat yang lain harus meninggalkan kebiasaan berbohong jika anaknya mau berhenti berbohong.
3. Sebagai Candaan
Di tengah masyarakat kita, berbohong dalam rangka bercanda sudah menjadi hal yang sering dilakukan. Hal ini juga bisa ditiru oleh anak kita.
Untuk mengatasinya, kita jangan tertawa karena candaan anak kita yang didasari dusta
4. Mencari Pengakuan dan Perhatian
Terkadang anak-anak suka menceritakan sesuatu yang sebenanrnya tidak terjadi. Bisa karena hasil dari imajinasinya. Tujuannya agar terlihat heboh atau mencari perhatian.
Perhatian yang dia dapatkan bisa membuatnya lebih bersemangat untuk membuat cerita-cerita fiktif setelahnya.
Untuk mengatasinya, jangan memuji, jangan memberi perhatian jika kita tahu cerita heboh mereka didasari kedustaan.
5. Takut Hukuman atau Sanksi
Untuk menghindari sanksi atau hukuman saat tidak mengerjakan tugas, anak-anak seringnya berbohong. Mereka akan mengatakan sudah mengerjakan, padahal belum.
Berbohong seperti ini biasanya terjadi dalam keluarga yang menetapkan aturan ketat. Dan sering menerapkan ancaman sanksi dan hukuman.
Untuk mengatasinya, sering-sering duduk bersama anak. Jelaskan kepada mereka maksud dari pemberian hukuman. Berikan rasa aman kepada mereka. Sampaikan bahwa sanksi itu bertujuan positif buat anak.
Apa yang Dilakukan Orang Tua untuk Menghadapi Berbohong Anak-anak
Orang tua biasanya menghadapi berbohong anak-anak dengan cara yang berbeda. Beberapa orang tua mungkin melakukan hal-hal seperti mencari tahu lebih banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi dan memahami alasan anak-anak berbohong.
Orang tua juga dapat mengajarkan situasi dan konsekuensi yang harus dihadapi jika anak mereka berbohong. Orang tua juga dapat memberi anak-anak pemahaman tentang pentingnya kejujuran dan mengajarkan cara yang tepat untuk menghadapi situasi yang memicu kebohongan.
Melalui komunikasi dan pendidikan, orang tua dapat mengajarkan kejujuran kepada anak-anak.
Tanamkan pengetahuan bahwa Allah Azza wa Jalla senantiasa mengawasi dan melihat apa yang anak-anak lakukan dan ucapkan.
Untuk membantu bapak-ibu, ayah-bunda dalam membiasakan anak-anak merasa diawasi oleh Allah Azza wa Jalla, kami menyediakan buku bacaan menarik, full color dan full gambar yang insya Allah disukai anak-anak. Buku bacaan tersebut kami beri judul \”Allah Melihatmu\” dan \”Allah Mendengar Semuanya\”
Dampak Negatif Berbohong pada Anak-anak
Berbohong pada anak-anak dapat memiliki dampak negatif yang jangka panjang. Ketika orang tua berbohong kepada anak-anak mereka, anak-anak ini dapat mengembangkan pandangan yang salah tentang kebohongan dan menjadi lebih mudah untuk berbohong pada masa depan.
Hal ini juga dapat memengaruhi percaya diri anak dan membuatnya merasa takut untuk bersikap jujur.
Selain itu, anak-anak yang terbiasa berbohong akan menemukan sulit untuk mengenali dan mengakui perasaan mereka sendiri.
Mereka mungkin menjadi lebih sensitif dan mudah marah. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah komunikasi yang kronis dengan teman dan orang lain.
Anak-anak yang terlatih untuk berbohong akan menemukan sulit untuk membuat pilihan yang tepat karena mereka mungkin tidak tahu bagaimana cara untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Ini dapat menghalangi anak-anak dari mencapai potensi mereka dan menyebabkan mereka menjadi malas dan tidak produktif.
Kesimpulan
Anak-anak sering berbohong karena mereka masih belajar bagaimana mengontrol emosi dan memahami konsekuensi dari kebohongan. Mereka juga cenderung berbohong untuk menghindari masalah, untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dan untuk menutupi kesalahan. Berbohong dapat menjadi kebiasaan berbahaya, namun para orang tua dapat membantu anak-anak belajar cara mengatasi masalah yang lebih tepat dan lebih positif.
Orang tua dapat membantu anak-anak mereka menghindari berbohong dengan memberikan konsekuensi yang tepat. Jika anak-anak berbohong, orang tua harus berdiri teguh dalam memberikan konsekuensi, seperti menghentikan aktivitas yang mereka sukai. Orang tua juga harus menjelaskan bahwa berbohong adalah tindakan yang tidak tepat dan bahwa mereka harus berusaha untuk jujur dan berterus terang.
Selain itu, orang tua juga harus mengingatkan anak-anak agar selalu jujur dan menyadari bahwa berbohong hanya akan membuat masalah. Orang tua juga harus mengajarkan anak-anak cara mengatasi situasi yang tidak nyaman tanpa harus berbohong. Dengan cara ini, anak-anak dapat belajar untuk berterus terang dan menghindari berbohong.